Kamis, 04 Oktober 2007

Merdeka Atoe MAtie ????? mau?

Malam hari tiba, ketika itu Doni duduk bersama Ayahnya, di teras rumah. Dengan ditemani bintang – bintang, langit cerah dan dipadu dengan angin sepoi – sepoi. Ayah Doni bercerita banyak kepadanya, tentang Kemerdekaan Negeri ini.

Negeri yang subur dan indah ini diperoleh dengan tidak mudah. Butuh ratusan nyawa dan literan darah untuk merebutnya dari para penjajah. Dan, semuanya ini adalah buah dari semangat serta kegigihan para leluhur kita. Namun sekarang, Kemerdekaan telah diraih dan segenap kesusahan telah dilewati. Tapi, diumur 62 tahun ini, tidak banyak perubahan yang terjadi di negeri ini. Keadaan ini masih sama dengan sebelum 62 tahun yang lalu.

Dahulu, rakyat tidak bisa makan 3 kali sehari karena hasil bumi untuk makanan mereka diberikan kepada penjajah, sekarang kita lihat didaerah terpencil, saudara – saudara kita yang tidak makan nasi karena harga beras yang makin hari makin melambung. Sangat mengenaskan sekali….!!!!

Dahulu, Indonesia adalah Negara yang disegani dan dihormati dimata dunia, namun sekarang bahkan menjadi Negara yang hampir tidak memiliki harga diri dan telah menjadi budak oleh negara – negara lain serta diinjak – injak oleh Negara lain. Bahkan sekarang, orang – orang dunia lebih mengenal Bali daripada Negara Indonesia.

Dahulu, Malaysia lebih takut dan segan kepada kita. Tapi sekarang, Indonesia lebih takut kepada Malaysia dan parahnya Malaysia sampai mengambil hak yang bukan milik mereka dari kita (Sebenarnya saya tidak suka sekali dengan NEGARA BONEKA MALAYSIA. Karena, negara tersebut membanggakan kelebihannya tapi bukan hasil dari jerih payah mereka sendiri (NB: Malaysia adalah juga Negara Persemakmuran Inggris)).

Dahulu, kita dijajah menggunakan senjata, namun sekarang generasi muda kita dijajah dengan menggunakan otak dan mental.

Dahulu, karena Indonesia adalah Negara hebat dimata Internasional, maka banyak daerah – daerah yang ingin bergabung dengan Negara Indonesia. Tapi sekarang, makin banyak daerah – daerah di Indonesia yang lebih suka dan ingin melepaskan diri.

Sungguh ironis, Negara yang dengan kelebihan akan hasil alamnya, tetapi pendapatan terbesar yang mengisi APBN adalah dari sektor Pajak. Kenapa kita harus bangga dengan prestasi ini?Sampai – sampai pernyataan ini diajarkan di Sekolah Dasar!

Mungkin saat ini, diUlang Tahun Kemerdekaan Indonesia, kejadian tersebut masih banyak terjadi. Tapi, kita harus optimistis dan berharap agar kejadian ini hanya berakhir disini, diwaktu ini. Kita juga harus tidak terus berharap tanpa adanya kegiatan nyata, karena masih ada 1001 macam persoalan melanda negeri ini dan masih butuh banyak sekali solusi tepat.

Sebagai Ayah dari seorang Pelajar, maka Ayah Doni berharap agar Doni dan para pelajar di negeri ini dapat mengisi Kemerdekaan dengan hal – hal yang bermanfaat. Cerita Ayahnya berakhir ketika Doni sudah terlelap tidur di kursi teras. Tak lama kemudian mereka bersama tidur dengan penuh harap akan perubahan Negara Indonesia yang tercinta ini. Dan, menyongsong hari esok yang lebih baik.

Saya mengucapkan:

DIRGAHAYU

REPUBLIK INDONESIA

ke-62

Semoga Negeri ini bebas dari belenggu para bedebah, koruptor dan pengkhianat bangsa. Amin.